Kejengahan saya memperhatikan sekeliling, musik seragam, trend mode yang seragam, semua belajar gitar, semua berambut panjang tiba - tiba, kemudian merebondingkannya, atau mencari "mangsa", accesories yang lagi - lagi sama, bahkan mungkin v -neck yang seragam .LOL, anyway, maaf kalo cukup menyidir segelintir orang. Dan post ini sebenarnya bukan untuk membahas masalah yang sangat menyentil mengenai fashion. But , it 's bout Monolismethic, a sequencer-drawer.
Bams aka Monolismethic yang juga salah satu personel Ruang Maya adalah pribadi pemalu yang biasa saja , bahkan tak pernah mencoba belajar memainkan gitar untuk mencari pujaan hati. Dengan bermodalkan sebuah pc, reason 4, dan sebatang rokok dia bermantrubasi dengan ilusi menciptakan sound - sound canggung, kelam, dingin, gelap dalam tingkat ambiguitas yang tidak masuk akal dan #nggerus yg mungkin bisa dijadikan musik pengiring gantung diri.
Dengarkan track Blast, yang mengajakmu memecahkan isi intisari kepala dan segala racun di otakmu untuk mencoba keluar dari kegalauan tanpa batasmu. Ataukah Brainwash , yang akan mencuci otakmu dengan gempuran sekelumit cerita - cerita ttg keangkuhan "Gloomy Sunday" . Jujur, Wenn Die Erde So Wird Wie Der Mars membuat saya takut, membuat sebuah lubang dunia imajiner dalam kekalutan tingkat tinggi beserta ilusi - ilusi pesakitan tanpa ahkir. Mungkin akan menjadi lagu pengiring untuk terjun dari lantai tertinggi Petronas Tower someday! dan menikmati sensasinya sampai kepala menyentuh daratan dan pecah dan otak pun tercerai berai.
Appreciate buat Bams! menciptakan musik suram dan gelap bukanlah sebuah pilihan mudah ketika semua orang menciptakan musik mayor yang catchy. Tapi, orang paling tidak akan selalu membutuhkan musik minor di saat kacau dan ingin bunuh diri bukan? ketika itulah musik seperti ini akan menyalurkan hasrat mereka.
More Info :
http://www.myspace.com/monolismethictunes
http://www.facebook.com/ignatius.hendriastanto.rachmadani
No comments:
Post a Comment